Kamis, 19 September 2013

Tujuh Tahun Lamanya

Sore ini, setelah selesai melaksanakan praktek aku pulang bersama Sinta. Hari terlihat begitu mendung, hampir menggambarkan suasana hatiku yang kehilangan "dia" untuk beberapa waktu ini. Ada yang berbeda dalam perjalanan pulang, entah mengapa sempat beberapa kali aku melontarkan senyum tanpa sebab yang jelas bahkan Sinta pun mengatakan hal aneh terhadap sikapku sore ini. Perjalan pulang pada sore hari yang terjebak macet merupakan sesuatu yang lazim, namun tetap saja aku tak menghiraukan suasana sekitar yang membosankan seolah akan ada sesuatu yang membahagiakan sedang menungguku. Sesampainya aku didepan jalan raya dekat rumah pada pukul 18.00 hujan lebat mengguyuri wilayah tersebut yang memaksaku untuk berteduh dan menunggu sesaat hingga hujan berhenti. Kurang lebih sekitar 15 menit aku berteduh, ada bus mahasiswa yang berhenti tepat didepan tempatku. Satu diantara tiga mahasiswa yang turun dari bus tersebut adalah Dermawan, teman kecilku sewaktu dibangku Sekolah Dasar. Kami  hanya terdiam tanpa sapa, aku bingung kalimat atau sapaan seperti apa yang layak untuk diucapkan kepada seseorang yang tidak pernah kutemui selama 7tahun. Mungkin karena ia merasa tidak nyaman dengan keadaan itu, maka ia pun menyeberang tanpa memperdulikan hujan yang lebat dan mencari tempat berteduh diseberang sana. Tempat ia berteduh pun berhadapan langsung dengan tempat dimana aku berdiri selama kurang lebih 20 menit lamanya, aku memandangnya dari kejauhan dan secara diam-diam agar tak terlihat olehnya, namun sepertinya ia segera menyadari bahwa aku memperhatikannya. 30 menit berlalu aku tetap berdiri ditempat yang sama, namun saat aku memperhatikan ia kembali, terlihat bahwa ia didatangi oleh wanita paruh baya yang mana itu adalah ibunya, yang begitu mengejutkanku adalah ia sempat mengatakan sesuatu pada ibunya sambil menunjuk ke arah dimana aku sedang berdiri. "apa yang sebenarnya sedang ia katakan" pikirku, sesaat setelah itu ia langsung membawa salah satu payung yang diberikan ibunya dan segera menyeberang jalan, jantungku semakin berirama cepat saat ia mengayunkan langkahnya yang semakin mendekat ke arahku. Dan.. Benar saja! Ia menghampiriku sambil menadahkan payungnya diatasku sembari berkata "hujan ini semakin lebat dan lama berhenti, aku akan mengantarmu pulang" apa yang seharusnya kukatakan kali ini, ia sudah berniat baik untuk mengantarku.. Aku hanya membalas dengan penolakan, karena akan semakin canggung kalau kami berjalan berdua tanpa berbicara apapun. Namun, yang terjadi.. *lanjut season nanti ya readers*